Kesialan Sebagai Berkat???....

Sungguh sangat disayangkan blog yang telah saya bangun selama 2 tahun lebih akhirnya di hapus oleh Google. Tapi apalah mau dikata, nasi sudah jadi bubur. Itu adalah hak mereka. Namanya juga numpang pake blog gratisan di blogger.com. Mau bagaimana lagi?! Ya tepatnya hari ini Rabu, 10 Maret 2010, blog ekydakka.blogspot.com dinyatakan "Rest in Peace (RIP)" oleh Google.

Sudah tidak terhitung materi, waktu dan tenaga yang sudah saya korban untuk membangun blog ekydakka.blogspot.com. Mulai dari blog yang acak – acakan sampai jadi blog yang SEO Friendly. Awalnya memang amat sangat kecewa dan sakit hati. Ditambah lagi saya tidak bisa lagi membantu teman – teman yang lagi membutuhkan Jurnal Simposium Nasional Akuntansi ( Jurnal SNA ) untuk keperluan referensi skripsi. Hangus sudah postingan jurnal SNA8, SNA 9, SNA 10, dan SNA 11 di ekydakka.blogspot.com. Ternyata lumayan banyak juga yang butuh Jurnal SNA. Terakhir kali saya check, statistik pengunjung blog mencapi 300-an pengunjung unik setiap harinya. Untung masih masih ada sebagian postingan yang sempat saya back up dan sudah saya posting kembali di blog yang namanya hampir mirip edakka.blogspot.com.

Memang saat kita mengalami suatu “kesialan” atau “musibah” kadang kita terlalu terpaku kepada apa yang “hilang” akibat musibah yang terjadi. Kadang kita menutup mata batin kita kalau sesungguhnya “Dibalik kesialan, pasti selalu ada hikmahnya”.

Seperti Kisah berikut ini:

Beberapa tahun lalu di Skotlandia, keluarga Clark memiliki impian, Clark dan istrinya telah bekerja dan menabung, memiliki beberapa rencana untuk mereka dan kesembilan anak mereka untuk berkunjung ke Amerika. Sudah bertahun-tahun, akhirnya tabungan mereka cukup dan sudah membuat paspor dan tiket kapal untuk semua keluarga berangkat ke Amerika.

Semua keluarga sudah bersiap-siap dan semangat. Namun, tujuh hari sebelum keberangkatan mereka, anak bungsunya di gigit anjing. Dokter menjahit lukanya, tetapi ia menaruh pita kuning di pintu depan Clark. Karena ada kemungkinan rabies, mereka di karantina selama 14 hari.

Impian keluarga itu hancur. Mereka tidak bisa pergi ke Amerika seperti yang sudah direncanakan. Clark sangat kecewa dan juga marah. Ia berdiri di pinggir pelabuhan dan menyaksikan kapal itu berangkat, tanpa keluarganya. Ia mencucurkan air mata kekecewaan dan memaki anaknya, juga Tuhan karena kesialan mereka.

Lima hari kemudian, berita tragis menyebar ke seluruh Skotlandia. Kapal Titanic yang besar itu tenggelam. Kapal besar itu tenggelam dan menyebabkan ratusan korban meninggal. Keluarga Clark seharusnya ada di dalam kapal itu, tetapi karena seorang anaknya di gigit anjing, mereka terpaksan batal berangkat.

Ketika Clark mendengar berita itu, ia memeluk anaknya dan berterima kasih karena menyelamatkan seluruh keluarga. Ia juga bersyukur kepada Tuhan karena menyelamatkan nyawa mereka dan mengubah pandangannya tentang kesialan itu sebagai sebuah berkat.

Apa yang kita lihat sebagai kesialan, bisa jadi adalah cara Tuhan untuk menyelamatkan kita. Ia tidak pernah merancangkan kesialan dalam hidup kita. Seringkali kita yang menganggapnya sebagai kesialan melalui kacamata kita dan menyalahkan Tuhan dan orang lain karena telah membuat rencana kita hancur. Padahal Tuhan sedang bekerja untuk memperbaiki atau mengubah rencana kita, sekaligus merancangkan berkat dan kebaikan buat kita.

Just like the old words says: “Kegagalan adalah guru yang terbaik” (Experience is the best teacher). Jika kita mencoba memandang suatu kesialan bukan dari satu sisi saja, niscaya kita pasti menemukan hikmah dari kesialan tersebut. 

May God Bless You and Me
Previous Post Next Post

Download